Tuesday, November 10, 2009

Memasak Part I

Wah mbak...mbak emang jago masak ya? itu komentar salah satu kolega saya setelah membaca blog saya. Saya yakin, orang yang paling tidak percaya statement diatas adalah Ibu saya. Yah ibu saya sendiri gak akan mempercayai bahwa putri tomboynya ini bakalan berjualan makanan.
Apa pasalnya, believe it or not..sampai kelas III SMA saya tidak mampu menghafal penyebutan bawang (bw putih) dan brambang (bw merah), kebingungan membedakan penamaan kunyit, lengkuas, jahe, kencur dan bermacam macam rempah lainnya, begitu pula dg daun bawang dan seledri, belum lagi, kemiri, ketumbar, merica dan sebagainya dan sebagainya, bisa keringat dingin saya membayangkan apbaila disuruh ibu untuk mengambil salah satu bahan bahan dapur tersebut.
Trus gimana ceritanya saya mulai suka dg bidang masak memasak. Belum sampai berjualan ya...baru sebatas seneng liat orang yg pinter masak, mulai tertarik ngoleksi resep en then punya keberanian mencoba sendiri. Itu terjadi saat saya mulai jadi anak kos. Apalagi sejak punya pacar, saya sempat suka mencoba coba resep femina (waktu itu), baik kue maupun masakan. Resep masakan saya ada 2 folder file bambi, cukup banyak yah. Dan tentunya gak semuanya saya uji coba. Tetapi seneng liat penampilan aneka masakan yang ditata rapi dan terlihat enak. Ternyata kelak dikemudian hari, bakat ngumpulin lembaran lembaran resep ini sedikit banyak menambah khasanah pengetahuan saya dibidang culinary. Saya amat menikmati melihat penampilan penyajian makanan yang disajikan dengan cantik.
Hampir tiap sabtu minggu pacar saya terpaksa menelan hasil uji coba saya. Dan terpaksa mengatakan masakan saya enak krn takut diputusin....(ya kan papiyooo??). Bahkan saya juga baru tahu setelah menikah dan setelah sekarang beliau amat sangat menyukai cumi, padahal dulu kala beliau menelan Cumi asam manis buatan saya hampir membuatnya muntah.
Setelah menikah selera memasak saya naik turun, sesuai mood. Biasanya yg saya masak adalah masakan atau kue yg saya suka. Tetapi mulai terlihat bahwa saya amat sangat tidak berbakat di perkuean.....kue saya kebanyakan gagal, bantat, gak ngembang dsb. Dibilang mudah menyerah ..enggak juga ya. Soalnya pernah suatu kali pembantu saya mogok makan, karena sudah 1 minggu saya hampir setiap hari saya paksa makan brownis kukus saya yang gatot alias gagal total.
Jadi kesimpulannya, sudah jelas sekali , saya tercipta didunia ini tidak dg bakat alami menjadi tukang masak. Kemampuan masak yang tercipta saat ini lebih karena keinginan yang kuat untuk membuat masakan yang enak.

Tetapi memang sedikit banyak didukung oleh kebiasaan saya yang suka ngicipin masakan dg citarasa yang enak. Dan ini membuat lidah saya sensitif terhadap rasa masakan. Even hanya semangkok mi instan pun saya tetap menginginkan rasa yang terbaik. Ditunjang lagi, kantor tempat saya bekerja ini seneng banget mengadakan jamuan makan enak gratis. Jadi tahu kan sebabnya mengapa badan mamiyoo bisa melar begini?.
Kalau toh pun beberapa bulan ini banyak pelanggan saya yg puas dg rasa masakan saya itu jelas jelas bukan karena saya jago masak. Tetapi saya berusaha keras membuat masakan saya ini uenaaaak. Mengapa? karena hal ini membuat perasaan saya puas - menyajikan sesuatu yg enak dilidah para pelanggan.
Usaha keras seperti apa? Hmm mungkin ini yg dimaksud mbak Rani Susilo with Love yah..... Semua masakan mbak Rani enak dan semuanya with love. With love yang saya tahu adalah, saat memasak, saya punya keinginan kuat untuk membuat rasa masakan saya the best taste. Jadi tidak ada bumbu rahasia dalam dapur kedaikita catering, yang menyiapkan dan memblender semua bumbu adalah asisten saya semua. Saya tinggal menumis, menggoreng, mencicipi dan menambah garam atau gula. Untuk vetsin, sorry ini seringan saya lupa memasukkannya. See..nothing special .
Suerrrrr hanya itu saja modal saya. Tentunya ada beberap tips en trick yg gak boleh dilanggar pakemnya misalnya :
* Usahakan selalu, bumbu ditumis sampai harum , ini wajib ya hukumnya supaya rasa masakan kita sedap
* Untuk masakan yg berkuah santan, kuah santan harus diaduk terus menerus supaya tidak pecah.
* Sering icipi dan rasakan kira kira kurang bumbu apa? jangan bosen nyicipin ya... Believe it or not..setiap kali memasak 1 macam masakan, saya bisa mencicipi masakan saya at least 5 x. (Gimana gak gemuuuuuk)
* Cooking With love (pinjem istilah mbak rani susilo) ...kl saya terjemahan bebasnya adalah memasak dengan semangat untuk membuat masakan seenak mungkin.
Masih banyak lagi, sayang saya hanya hafal saat sedang beraksi didepan kompor.
Jadi rasa ayam bumbu rujak yg saya masak, rasanya jelas jelas jauh berbeda dengan ayam bumbu rujak yang dimasak oleh Mbak Nah? padahal komposisi bumbu jelasjelas bersumber dari tulisan yang sama dan disiapkan pula oleh orang yang sama. Jadi yg membedakan adalah? yup betul. Cara memasaknya. Dan lambat laun, seiring dengan waktu , pengalaman itulah yg akan membuat tangan kita semakin terampil dan rasa masakan kita menjadi lebih lezaat.
Happy Coooking.