Wednesday, August 12, 2009

Keputusanku adalah.....

Pengennya dan gampangnya sih ngomong gini, "I am Quit ". Beres dan keesokan harinya saya gak gak perlu terbirit birit mikir ini itu, gak perlu makan hati atas kelakuan pegawai, gak perlu . Tinggal kerja from Eight to Five, duduk manis didepan kompi, mepet bos terus supaya karirnya moncer, trus tiap weekend tinggal bersihin hati dan mengistirahatkan raga trus tiap bulan nerima gaji tetap. Enak banget ya ngebayanginnya.


Tapi pas liat kebelakang, hari hari kemaren yang sudah saya lalui. Alamakkkkkkkkk, sedih rasanya melihat perjuangan saya, pengorbanan anak anak saya, suami saya. Kalau saya tutup artinya saya mementahkan sesuatu yg sudah saya mulai seperempat matang ini. Padahal untuk mencapai seperempat ini saja saya sudah banyak waktu, tenaga , pikiran terkuras, segala gala dicurahkan full untuk belajar usaha ini. Bahkan saya merasa banyak belajar dari usaha gurem saya ini, saya belajar memproduksi sesuatu , saya belajar memanage pegawai, saya belajar bagaimana mencari order, memasarkan sesuatu , menjadi customer service yang baik dan yang paling penting adalah BELAJAR IKHLAS atas usaha saya sudah tercurah.

Berkali kali saya mengadu kepada sang khaliq, minta petunjuk , minta jalan keluar yang terbaik. Kok rasanya raga dan pikiran saya tidak kompak lagi dengan keinginan saya. Rupanya raga dan pikiran saya minta "berhenti" menjalankan usaha soto mie saya dan disisi lain, sementara semangat saya bilang...lanjutkan.


Saya pikir dengan memberhentikan soto mie saya, saya bisa fokus ke salah satu usaha saja. Usaha catering saja, dan kedepannya tetap ingin buka warteg. Email ke building management untuk pemutusan kontrak lapak pun sudah saya siapkan. Dan saya pun sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan terutama dr teman kantor saya yg tau betul saya punya kedai soto mie.


Ternyata ujiannya gak cukup sampai disitu saja. Badai yang lebih besar hampir saja mengobrak abrik semuanya. Bahkan tergoda untuk mengakhiri semua usaha saya termasuk catering. Sempat tercetus dlm bentuk ucapan ke pegawai saya, mengenai niat saya dan mungkin akan mulai saya rintis lagi setelah mental saya kuat.


Jegeeeeer.....saya sama sekali tdk menyangka, saya akan mendapati wajah kaget dan disusul wajah getir Pak Ni Ojek yang setia menolong saya mengantar catering, dan dg ringan tangannya mengasuh asha disaat kami semua sibuk ngurusin pesanan lunch box menumpuk. Bahkan si Mbak koki pun menundukkan kepala serta mengusap usap kaca matanya yg mulai berembun. Apalagi si mpok bagian rupa rupa pun gak ketinggalan terbengong bengong dan terlihat murung .


Uggggh ....saya tidak tahan melihat pemandangan itu. Bahkan malam itu pun masih terbayang wajah si Pak ni, si mbak koki dan si mpok. Malam itu saya nangis dipelukan bekas pacar saya. Saya bilang rasanya saat ini saya seperti pohon yang tercabut bersama akarnya. Saya tidak mampu bertahan di bisnis ini. Tapi look.....dengan saya berhenti saya akan banyak menyakiti hati banyak orang. Saya tau pak ni akan kehilangan pendapatan tetapnya yg atleast tiap bulan bisa buat bayar cicilan motor ojeknya. Saya tau si mbak koki akan kebingungan nyari biaya buat anaknya sekolah dan si mpok pun jg kebingungan dan terbelit dg susahnya perkenomiannya krn suaminya cuma sopir angkot setengah hari. Saya bingung memutuskan yg terbaik.


Ya allah...ternyata orang orang itu sudah menggantungkan rezekinya dari usaha saya ini. Masyaallah..sungguh saya kurang menyadari hal ini. Malam itu saya mengadu lagi kepada gusti nu agung. Saya ingin memutuskan yang terbaik dan diberi ikhlas atas segala keputusan yg kelak saya ambil.
Keesokan paginya....entah kenapa hati saya ringan banget. Kayaknya hari itu otak saya terasa encer buat mikirin segala masalah saya. Kayaknya ada yg nuntun rasanya. Tiba tiba saya berhasil menemui seorang penjaga kantin yang sudah saya kenal 1 bulan yang lalu yang saat itu akan kehilangan pekerjaan dan mau bekerjasama dengan saya. Siangnya saya mendapat 2 orderan dan si pemesan saat itu juga mentransfer pembayarannya lunas.
Wah apa ini tandanya saya tidak boleh berhenti sampai disini saja. Apakah ini jawaban dari yang diatas. IYa saya yakin ini petunjuk dari Allah.
Saya memutuskan untuk tidak menyerah. Perjalanan saya masih setengah jalan. Bagaiamana warteg terwujud kalau kedai soto mie saja ditutup. Bagaiamana punya 2 , 3 bahkan 4 warteg kalo 1 warteg pun belum terwujud. Bagaimana punya toko kelontong kalau usaha sebelumnya saja putus ditengah jalan.
Tidak...saya tidak menyerah saat ini, Energi saya sudah mulai terisi lagi. Mudah mudahan istiqomah. Ternyata saya belum lulus untuk IKHLAS ya...... Susah sekali untuk betul betul ikhlas.
Singkatnya saat ini Kedai Soto Mie sudah mulai berjalan lancar lagi, pendapatannya pun hampir menyerupai seperti bulan bulan lalu , tinggal menu menu tambahan yg belum ada dan bolak balik ditanya oleh pelanggan. Empal gepuk dan Cumi goreng sudah dikangenin pelanggannya.
Dan kabar baik yang menambah energi saya saat ini, rejeki memang sudah ada yang mengatur. Setelah 2 bulan ini saya kesana kemari nyari nyari tempat usaha dan tidak membuahkan hasil, tiba tiba teman dekat saya menawarkan kios di bogor yg sedang dibangun, lokasinya dipinggir jalan utama dengan harga terjangkau dan cara pembayarannya pun memungkinkan saya untuk membuka warteg dalam beberapa bulan mendatang. Insyaallah usaha ini mendapat ijin dari allah. Mohon doa restunya.
Alhamdulillah saya bisa melalui satu kerikil tajam ini. Atas kuasa allah semua ini bisa diselesaikan.
Ah iya saya pengen berterimakasih kepada seseorang ."Mbak ...matursuwun sanget. Meskipun kita belum pernah ketemu, tapi saya merasakan empati dan support dari panjenengan. Trimakasih atas atensi dan doanya juga. Izinkan suatu saat mbak mudik....saya bisa bertemu mbak komplit dg 2 bidadari cantikmu yang pintar pintar itu ya. Insyaallah. Amien."

2 comments:

Zulham said...

Gitu dong bu...
jangan patah semangat. ini adalah bagian dari proses dimana sang kupu-kupu sedang berusaha keluar dari kepompongnya. Tidak mudah memang, tapi perlu usaha dan kerja keras. Satu hal lagi, jangan bosan untuk terus berdoa dan beribadah. Karena kita HIDUP ini hanya untuk mempersiapkan MATI.

good luck

Luky Ekowati said...

Trimakasih banyak ya mas zulham atas supportnya. Matursuwun sanget.