Friday, September 4, 2009

I do, We do and then You Do

Pernah merasakan sulitnya mentraining orang?. Apalagi orang yg kita ajari adalah orang yang betul betul baru dan tidak expert dibidangnya. Bisa bikin pusing tujuh keliling kan? Itu baru mentraining, belum lagi memberi kepercayaan penuh atas keahlian tsb. Wadauuuu membayangkannya aja kadang membuat saya senewen sendiri.




Seperti yang saya alami saat menjalankan usaha makanan ini. Untuk pesanan saya betul betul extra hati - hati karena pesanan ini mencitrakan catering yg sedangkita jalankan kan. Biasanya saat ada pesanan saya berangkat siang, atau saya ambil cuti, makanya saya sangat merindukan pesanan saat weekend yg artinya tidak mengganggu jam kerja saya.




Singkat cerita, saya mulai kelabakan saat ada pesanan dan disatu sisi belum ada orang kepercayaan yang bisa saya serahkan tugas tugas tertentu. Jadi mostly untuk pesanan kebanyakan untuk pengolahan dan packaging masih under supervisi saya. Apalagi pesanan Tumpeng. Dijamin saya akan kerjakan sendiri dan akan minta cuti.




Ini tentunya menjadi salah satu kendala dlm menjalankan usaha saya, dimana saya belum ingin kehilangan pundi pundi tetap saya. Jadi saya sudah lama memikirkan, kira kira siapa yang dipercaya untuk meneruskan tonggak pimpinan catering disaat saya kerja.




Koki masak saya jelas tidak, karena beliau sangat susah mengikuti SOP yg saya tetapkan. Asisten masak juga belum layak. Satu-satunya orang yg potensial adalah mbak Nah, sang pengasuh. Sayangnya seandainya mbak nah pegang pesanan, anak-anak masih keteteran makan dan bobonya, karena masih terlalu kecil, terutama Asha.




Pelan-pelan sedikit demi sedikit saya ajak mbak nah melihat saya bekerja saat saya memasak lauk andalan, saat saya packaging lunch box, , saat saya membuat tumpeng dan menghiasnya dan bahkan saat memoto hasil masakan. Mbak nah selalu saya ajak berdiri disebelah saya untuk melihat seluruh prosesnya lengkap dg tutorial dari saya.


Sampai kemudian saya meningkatkan level belajarnya, saya minta mbak nah membantu 50% dlm proses yg saya kerjakan, sambil saya koreksi sana sini. Dan ini sudah berlangsung sejak pesanan akhir akhir ini.




Dan puncaknya adalah kemaren saat ada pesanan pas jam kerja dan pilihannya cukup sulit, krn saya harus ambi cuti atau menolak order. Dan saya tidak mau keduanya. Akhirnya saya bujuk Mbak Nah untuk berani melakukan menghias tumpenng sendiri.




Awalnya dia menolak, untuk memasak dia masih bisa, tp kalau menghias menurutnya dia belum bisa. Kemudian saya berkata, " Kamu sudah bisa kok mbak...dan saya lihat kemaren kamu sudah bisa bikin garnis dan cara menatanya pun sudah lumayan. Saya yakin kamu bisa".




Mungkin krn dia merasa saya percaya, mbak nah jadi pede. Dan lihat hasilnya




Tidak kalah kan dengan tumpeng buatan saya cantiknya??? Padahal saat itu sedang ada gempa bumi hebat 7,3 SR dan meluluhlantakkan sebagaian jawa berat , Alhamdulillah tumpeng sudah dihias dan selesai semua tinggal menunggu sopir jemputan saja.

Jadi dalam proses pembelajaran, ada suatu cara efektif untuk membuat orang menjadi cepet bisa. Yaitu ada 3 step. I do, kemudian We do, and then You Do. Ini betul betul saya rasakan manfaatnya.

No comments: